BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika bisnis adalah
bagian dari filsafat. Secara garis besar pengertian filsafat, etika dan etika
bisnis berhubungan erat satu sama lain.
Filsafat dalam arti luas adalah suatu usaha sistematis untuk memahami pengalaman manusia secara pribadi
dan kolektif/kelompok. Berbeda dengan teologi maka filsafat menggunakan rasio
untuk menafsirkan pengalaman manusia dan bukan mengandalkannya pada wahyu
Ilahi.
Dalam masyarakat, manusia
mengadakan hubungan-hubungan antara lain
hubungan agama, keluarga, perdagangan, politik dan sebagainya. Sifat hubungan
ini sangat rumit dan coraknya berbagai ragam. Hubungan antara manusia ini
sangat peka, sebab sering dipengaruhi oleh emosi yang tidak rasional. Manusia
selalu berusaha agar tercapai kerukunan dan kebahagiaan di dalam suatu
masyarakat. Timbullah peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang kita
sebut etik, etika, norma, kaidah, tolak ukur. Kebanyakan orang tidak senantiasa
sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya, etika menjadi bagian yang
integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi dipersoalkan oleh yang
bersangkutan. Artinya seseorang jarang sekali memikirkan etika yang
dimilikinya, kecuali bila ia merasa bahwa dalam hubungannya dengan orang lain
etika tersebut mendapat tantangan. Pada saat tertentu kita pasti berhadapan dan
berinteraksi dengan orang yang memiliki etika yang berbeda. Sasaran etika
adalah moralitas (etika merupakan filsafat tentang moral). Moralitas adalah
istilah yang dipakai untuk mencakup praktek dan kegiatan yang membedakan apa
yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendalikan kegiatan itu dan
nilai-nilai yang tersimbul di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran
oleh kegiatan praktek tersebut.
1.2 Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang utuh mengenai Etika Manajerial dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa
itu Etika Manajerial?
2. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi Etika Manajerial?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Manajerial
Etika Manajerial adalah keputusan manajemen untuk memendu manajer
membicarakan apa yang baik dan buruk dan apa tugas dan kewajiban moral dan
sebagai sebuah studi bagaimana keputusan kita mempengaruhi orang lain dalam
pekerjaan mereka serta lingkungnnya.
Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai
standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi.
Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai akan
sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku
seoarang manajer atau pengusaha berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga .
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara untuk
melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat. Etika manajer dalam
lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu lembaga
yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai ( value - creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni
ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak
adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku
bisnis. Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya berbeda-beda untuk setiap
negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam
suatu negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri,
supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh
tahap perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti
hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk
memperhatikan nilai-nilai universal.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang professional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian
diri.
2. Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4. Menciptakan
persaingan yang sehat.
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah.
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
A.
Relativisme
Moral
Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat
relative pada beberapa pribadi, social atau standar budaya, dan tidak ada
standar yang lebih baik dibanding standar lainnya. Ada empat tipe relativisme :
1. Naïve
Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi
dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
2. Role
Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada
peran tersebut,
3. Social
Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang
menyertai norma-norma suatu kelompok.
4. Cultural
Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam
masyarakat tertentu.
B.
Pendekatan
Etika
Ada
tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1. Pendekatan
Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan
hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar yang harus
dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan
Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak
bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi
kelompok
C.
Berikut
adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
a. Penggunaan
obat-obatan terlarang
b. Pencurian
oleh Para Pekerja atau Korupsi
c. Konflik
Kepentingan
d. Pengawasan
Kualitas atau
e. Quality
Control
f.
Penyalahgunaan informasi yang bersifat
rahasia
g. Penyelewengan
dalam pencatatan keuangan
h. Penyalahgunaan
penggunaan asset perusahaan
i.
Pemecatan tenaga kerja
j.
Polusi Lingkungan
k. Cara
bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
l.
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di
bawah umur
m. Pemberian
hadiah kepada pihak- pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
- Manfaat Etika Manajerial
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial lembaga
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4. Dapat
menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Guna
menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak
tatanan moral
7. Dapat
mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah
9. Dapat
konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi Etika
Manajerial
1.
Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara
pengambilan keputusan yang beretika
dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah
membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. Ada
beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu :
·
Mereka berperilaku sedemikian rupa
sehingga sejalan dengan tujuannya dan organisasi.
·
Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga
secara pribadi, dia merasa bangga akan perilakunya.
·
Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh
keyakinan akan keputusan yang diambilnya dan dirinya sendiri.
·
Mereka berperilaku dengan teguh. Ini
berarti berperilaku secara etika sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa
nyaman untuk melakukannya.
·
Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard
dan peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang
dicita-citakannya.
·
Mereka berperilaku secara konsisten dengan
apa yang benar-benar penting. Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif.
2.
Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk
kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat
perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama dari sisi keuangan tanpa harus
menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang
jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin
dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh
kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang
jujur.
3.
Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah
karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam
perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi
pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu Faktor
–faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini
adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor
yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan
di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan
lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta
pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait
dengan status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut
yang terwujud dari tingkah lakunya.
4.
Budaya perusahaan
Menurut Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat
asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya
organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi,
dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak.
Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerjayang lebih bersifat evaluatif.
BAB
III
STUDI
KASUS
3.1
Studi Kasus faktor yang mempengaruhi Etika Manajerial
- LEADERSHIP/KEPEMIMPINAN
Satu hal penting dalam penerapan etika bisnis di perusahaan adalah peran
seorang pemimpin/leadership. Pemimpin menjadi pemegang kunci pelaksanaan yang
senantiasa dilihat oleh seluruh karyawan. Di berbagai kondisi, saat krisis
sekalipun, seorang pemimpin haruslah memiliki kinerja emosional & etika
yang tinggi. Pada prakteknya, dibutuhkan kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual dari seorang pemimpin dalam penerapan etika bisnis ini. Kepemimpinan yang baik dalam bisnis
adalah kepemimpinan yang beretika. Etika dalam berbisnis memberikan batasan
akan apa yang yang sebaiknya dilakukan dan tidak. Pemimpin sebagai role model
dalam penerapan etika bisnis, akan mampu mendorong karyawannya untuk terus
berkembang sekaligus memotivasi agar kapabilitas karyawan teraktualisasi.
CONTOH DARI LEADERSHIP
- STRATEGI DAN PERFOMASI ETIKA BISNIS
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam
menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai
tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas
bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki
kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan
standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut
excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna
mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
CONTOH DARI STRATEGI DAN PERFORMASI ETIKA BISNIS
- KARAKTER INDIVIDU
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak
individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku
para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka
ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Semua kualitas
individu nantinya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang diperoleh
dari luar dan kemudian menjadi prinsip yang dijalani dalam kehidupannya dalam
bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh
budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam
keluarganya. Yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya
yang diciptakan di tempat kerjanya. Aturan ditempat kerja akan membimbing
individu untuk menjalankan peranannya ditempat kerja. Faktor yang ketiga adalah
berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan
hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Moralitas seseorang juga
ditentukan dengan aturan-aturan yang berlaku dan kondisi negara atau wilayah
tempat tinggalnya saat ini. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang
terwuju dari tingkah lakunya.
CONTOH DARI KARAKTER INDIVIDU
- BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual
dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu organisasi. Setiap
budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh
kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan
sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga
kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku
yang pantas dan mana yang tidak pantas. Budaya-budaya perusahaan inilah yang
membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai
untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat
dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi
perusahaan. Banyak hal-hal lain yang bisa kita jadikan contoh bentuk budaya
dalam perusahaan. Ketika masuk dalam sebuah bank, misalnya, satpam bank selalu
membukakan pintu untuk pengunjung dan selalu mengucapkan salam, seperti selamat
pagi ibu…selamat sore pak…sambil menundukkan badannya, dan nilai-nilai
sebagiannya. Ini juga budaya perusahaan, yang dijadikan kebiasaan sehari-hari
perusahaan.
CONTOH DARI BUDAYA ORGANISASI
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Dalam
bisnis dengan para pelakunya yang merupakan orang biasa, maka diperlukan
prinsip-prinsip etika bisnis dan moral yang melandasi setiap pelaku bisnis
tersebut. Adanya etika bisnis membuktikan bahwa bagi bisnis justru tidak ada
pengecualian serta bukan pula bentuk permusuhan yang lama terhadap bisnis dan
kegiatan ekonomis.
Etika bisnis adalah suatu
kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Kelompok
pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah Para pengusaha dan
mitra usaha, Petani dan perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja,
pemerintah, bank, investor, masyarakat umum serta pelanggan
Etika bisnis bisa
membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat dipertanggungjawabkan, tapi
tidak berniat mengganti tempat dari para pelaku moral dalam perusahaan. Setiap
perusahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak yang bersangkutan
dengan perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap lingkungan, karyawan,
investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik selain
dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada
perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar