Sabtu, 14 Januari 2017

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi di PT. PEI HAI INTERNASIONAL WIRATAMA INDONESIA



 I.1 Latar Belakang
      Dalam era pasar bebas, akan semakin banyak perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di pasar domestik. Demikian sebaliknya, perusahaan domestik akan berusaha memasuki pasar asing untuk beroperasi. Perdagangan internasional biasanya merupakan tahap awal dari operasi internasional yang lainnya seperti usaha patungan, penanaman modal asing dan sistem lisensi. Jenis perusahaan yang digunakan untuk melakukan transaksi internasional tersebut adalah Perusahaan Multinasional. Dengan hadirnya perusahaan multinasional tentu memberikan keuntungan tersediri bagi kehidupan ekonomi suatu negara seperti memberikan pemasukan dalam sektor pajak dan mampu menyerap tenaga kerja. Perusahaan multinasional yang memiliki pendapatan kotor yang sangat besar dapat menyerap banyak orang untuk bekerja di dalamnya, sehingga terciptalah keanekaragaman pekerjanya. Orang – orang yang bekerja di perusahaan multinasional sebagian adalah mereka yang berasal dari negara asal multinasional tersebut, biasanya berada di posisi tinggi, seperti direksi, dewan direksi, kepala staff, kepala bagian, dsb, dan sebagiannya lagi adalah orang-orang di tempat perusahaan multinasional tersebut berbeda. Keanekaragaman para pekerja di multinasional menciptakan kompleksitas tersendiri karena mereka berbeda secara budaya dan latar belakang.
    Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah PT Pei Hai International Group. PT Pei Hai International Group adalah perusahaan manufaktur sepatu yang dibangun dari tahun 1976 di Taiwan dan mengembangkan pabriknya di Vietnam dan Indonesia.  Di Indonesia sendiri pabrik manufaktur sepatu PT. Pei Hai berada di Jombang dan Surabaya. Besarnya kuantitas pekerja di PT Pei Hai menyebabkan akan kebutuhan atas pengorganisasian dan pengaturan yang dapat mencangkup segala aspek hingga yang terbawah dan menyatukan perbedaan budaya kerja tiap-tiap karyawannya. Banyak di antara perusahaan yang mengalami penurunan usaha karena terpaku hanya pada kegiatan operasional saja tanpa memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki. Kekuatan sumber daya manusia dibentuk oleh sifat dan karakter yang berbeda dari tiap individu yang dituangkan dalam bentuk penyatuan pandangan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Untuk memberi pandangan yang sama bagi sumber daya manusia dalam organisasi, perlu dibentuk suatu aturan main dalam dalam bentuk budaya perusahaan yang merupakan pengikat dalam bertindak dan mencerminkan ciri khas organisasi, sehingga anggota organisasi seperti orang yang berbaris  menuju satu tujuan.
Dalam perkembangannya budaya organisasi pertama kali dikenal di Amerika dan Eropa pada tahun 1970-an. Di Indonesia budaya organisasi mulai dikenal pada tahun 80an – 90an. Memahami konsep budaya organisasi bukanlah sesuatu yang mudah dan belum adanya kesepakatan konsep atas budaya organisasi ini yang munculnya pemahaman yang bervariasi dan kontroversi.
Selain budaya organisasi terdapat faktor lain yang krusial dalam sebuah perusahaan multinasional yaitu kepemimpinan.  Menyatukan segala aspek ke satu kepemimpinan adalah hal yang sulit namun bukan berarti tidak mungkin terjadi. Terdapat banyak contoh kepemimpinan yang dapat ditiru untuk bisa mengembangkan perusahaan.
Melihat betapa pentingnya peranan budaya organisasi dan kepemimpinan dalam perusahaan multinasional, maka kami pun memberi judul untuk topik makalah ini yaitu “Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan di PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia”

 I. 2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perusahaan multinasional, ciri – ciri dan contohnya?
b. Bagaimana hubungan antara budaya organisasi dan kepemimpinan?
c. Apa saja tipe budaya organisasi?
d. Bagaimana membentuk budaya organisasi yang kuat?
e. Apa saja latar belakang filosofi kepemimpinan?
f. Apa saja perilaku dan gaya kepemimpinan?
g. Apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan situasional ?
      h. Bagaimana pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja perusahaan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia?
I. 3 Tujuan Masalah
a. Agar pembaca dapat mengetahui arti, ciri – ciri dan contoh dari perusahaan multinational
b. Agar pembaca dapat mengetahui hubungan antara budaya organisasi dan kepemimpinan
c. Agar pembaca dapat mengetahui berbagai tipe budaya organisasi
d. Agar pembaca dapat mengetahui cara membentuk budaya organisasi yang kuat
e. Agar pembaca dapat mengetahui latar belakang filosofi dari kepemimpinan
f. Agar pembaca dapat mengetahui macam perilaku dan gaya kepemimpinan
g. Agar pembaca dapat mengetahui tentang teori kepemimpinan nasional
h. Agar pembaca dapat mengetahui pengaruh antara budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di perusahaan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia.
      










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  II.1 Pengertian Budaya Organisasi
 Pengertian Budaya Organisasi (menurut Richard M. Hodgetts (2006: hal.154)) di definisikan sebagai nilai-nilai yang di bagikan dan dipercayai yang memampukan para anggota organisasi untuk mengerti peran mereka dan norma-norma dari organisasi.
Sejumlah karakteristik penting yang terkait dengan telah di ringkaskan sebagai berikut:
1. Perilaku reguler yang diamati, yang dipahami sebagai bahasa, terminologi dan ritual yang telah terbiasa digunakan.
2. Norma-norma yang di cerminkan dengan hal-hal seperti sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan tingkat kerjasama antara manajemen dan para karyawan.
3. Nilai-nilai yang dominan yang ditangani oleh Perusahaan dan diharapkan oleh para peserta di dalamnya untuk dibagikan, seperti misalnya barang atau jasa yang berkualitas tinggi, tingkat ketidak hadiran yang rendah, dan efisiensi yang tinggi.
4. Sebuah filosofi yang telah di tetapkan dan dipercaya pada perusahaan-perusahaan multi nasional mengenai bagaimana karyawan dan pelanggan harus diperlakukan.
 5. Peraturan-peraturan disampaikan kepada karyawan mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan berkenaan dengan hal-hal seperti produktifitas, hubungan pelanggan, dan kerjasama antar group dalam Perusahaan.
6. Iklim organisasi, atau keseluruhan atmosfir perusahaan yang di refleksikan oleh para partisipan ketika berinteraksi satu sama lain, perilaku diri mereka dengan pelanggan, dan bagaimana mereka merasa diperlakukan oleh manajemen.
  II. 2 Teori Organisasi
          Organisasi berdasarkan teori berkembang melalui beberapa tahapan, yaitu :
      a. Teori Organisasi Klasik
    Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).  Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti tut piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi, dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.  Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi Organisasi menurut Teori Klasik :
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
1. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
1.      Kelompok orang
2.      Kerjasama
3.      Kekuasaan & Kepemimpinan

 Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
1. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
2. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
3. Struktur (hubungan antar kegiatan)
4. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

   b. Teori Organisasi Neoklasik
       Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg. Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi. Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :

1.      Partisipasi
2.      Perluasan kerja
3.      Manajemen bottom-up

     c. Teori Organisasi Modern
       Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya :     
    Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
    Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
    Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
 Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern, yaitu:
1.              Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2.              Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3.              Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
Karakteristik Teori Modern,  antara lain:
1.              Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,
2.              Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3.              Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4.              Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5.              Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.

 II. 2 Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah
a. Sarros dan Butchatsky (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut .
b. Ordway Tead, Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk  mendorong  orang lain bersedia  dan dapat menyelesaikan  tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.
c. Stogdil,  Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atas sekelompok seseorang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.


II.     3 Kinerja Karyawan
     Kinerja setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja). Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad dalam Agustina (2002) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga) faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu (kemampuan bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja). Cash dan Fischer (1987) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja Brahmasari: Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 129 dipengaruhi oleh kinerja organisasi (organizational performance) itu sendiri yang meliputi pengembangan organisasi (organizational development), rencana kompensasi (compensation plan), sistem komunikasi (communication system), gaya manajerial (managerial style), struktur organisasi (organization structure), kebijakan dan prosedur (policies and procedures). Robbins (2003) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah human output yang dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover, citizenship, dan satisfaction. Sedangkan Baron dan Greenberg (1990) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa kinerja pada individu juga disebut dengan job performance, work outcomes, task performance. Brahmasari (2004:64) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun organisasi. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sehingga kedua tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar