Barry Callebaut Group
Barry Callebaut adalah salah satu pengolah dan produsen
cokelat terbesar di dunia, dengan produksi tahunan rata-rata 2,0 juta ton kakao
& cokelat. Itu dibuat pada tahun 1996 melalui penggabungan produsen cokelat
Belgia Callebaut dan perusahaan Perancis Cacao Barry.
Kehadiran Barry Callebaut di Asia diawali pada Juli 1997
ketika perusahaan membuka pabrik cokelat pertamanya di Singapura. Di Asia,
Barry Callebaut kini mengoperasikan lima pabrik cokelat, yaitu di Tiongkok
India, Indonesia, Jepang, dan Singapura.
Pada tahun 2011 Barry Callebaut menandai ekspansi bisnis di
Indonesia sebagai dan benar-benar membenamkan investasinya ke Indonesia lewat
aksi joint venture dengan PT GarudaFood membentuk
PT Barry Callebaut Comextra Indonesia.
Pada tahun 2015 dibuat Perjanjian
jangka panjang kemitraan antara Barry Callebaut dan Garudafood. Hingga saat ini
realisasi dari perjanjian tersebut adalah membangun pabrik coklat pertama Barry
Callebaut di area pabrik Garudafood Gresik dan telah memasok lebih dari 10.000
ton coklat ke Garudafood. kolaborasi ini
salah satunya merupakan bagian dari strategi inovasi terbuka dan bukti dukungan
terhadap Industri 4.0. Dengan cara ini, diharapkan hasil produk kolaborasi
keduanya memiliki kualitas yang setara dengan kelas dunia.
PT Barry Callebaut menerapkan teknologi 4.0 dalam
menghasilkan bahan baku cokelat yang sebagian besar dipasok untuk Garuda Food dengan menggunakan teknologi terbaru yang tersedia
di pasaran (berdasarkan Siemens Totally Integrated Automation/TIA). Production Manager PT Barry Callebaut
menyatakan bahwa dengan teknologi
tersebut memungkinkan beberapa hal termasuk ke perangkat kontrol
operasional khusus untuk jalur pemrosesan, supervisor dan proses spesialis memelihara parameter proses
yang optimal, mendeteksi kesalahan apa pun dari alarm pop-up (respons
cepat), proses teknis untuk menetapkan parameter optimal guna mencapai proses
yang konsisten, serta untuk lebih dekat ke garis guna mengamati dampak dari
perubahan parameter ke situasi nyata.
Akses real-time (pemantauan
dan pengendalian) ke data proses produksi dari mana saja melalui perangkat yang
terhubung ke internet, untuk memastikan kinerja dan konsistensi kualitas. Teknologi otomatisasi membuat perusahaannya menghasilkan
produk berkualitas secara konsisten. Otomatisasi dan digitisasi juga membuat
pemantauan lebih mudah karena sistem di tiap sektor aktual dan terintegrasi.
sistem data riil yang berguna untuk controlling dan monitoring, sangat
memudahkan memantau atau untuk melihat apakah proses berjalan konsisten atau
tidak, Selain itu, perusahaan merasakan dampak efisiensi dengan penggunaan
tenaga kerja yang lebih sedikit dalam proses produksi. Salah satu pabrik Barry
Callebout yang telah menggunakan teknologi 4.0 di Gresik, Jawa Timur misalnya,
hanya memiliki sekitar 50 karyawan.
Strategi Pemasaran di 4P pada revolusi industri 4.0
Strategi Pemasaran di 4P pada revolusi industri 4.0
kolaborasi
kedua perusahaan antara Barry
Callebaut Group dan Garuda Food
melalui Perjanjian jangka Panjang dengan membangun
pabrik coklat pertama Barry Callebaut di area pabrik Garudafood Gresik dan
telah memasok lebih dari 10.000 metrik ton coklat ke Garudafood. Kolaborasi ini meliputi
inovasi dan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas produk. Hal ini
akan semakin memperkuat posisi Garudafood sebagai market leader di Indonesia. Salah satu produknya
adalah BT. Cocoa, berikut strategi pemasaran 4P BT. Cocoa
1.Produk (Product)Jenis produk
olahan (BT Cocoa)terbagi menjadi tiga jenis yaitu Coklat Cair (Cocoa
Liquor),Coklat Bubuk (Cocoa Powder) dan Coklat Mentega (Cocoa Butter).
Ketiganya merupakan produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Khusus untuk
Cocoa Butterlebih banyak diekspor karena permintaan dalam negeri masih sedikit
dengan harga yang relatif mahal serta di Indonesia belum diterapkan peraturan
bahwa produk coklat harus mengandung Cocoa Butterseperti yang sudah diterapkan
oleh beberapa negara bagian eropa dan australia.
2.Tempat (Place)Letak dan sumber
bahan baku terbesar berada di luar Pulau Jawa namun perusahaan didirikan di
pulau jawa dengan pertimbangan banyak hal. mulai dari pasokan air, pasokan
listrik, kondisi jalan dan dekatnya dengan pelabuhan tanjung priok untuk
melakukan ekspor impor. Lokasi yang strategis dan dekat dengan konsumen
memungkinkan untuk menjalankan sistem logistik yang efisien dan dapat
mengurangi biaya transportasi dan logistik secara signifikan, khususnya biaya pengiriman
bahan baku dari pemasok dan pengiriman produk ke konsumen dalam negeri maupun
luar negeri.
3.Harga (Price)Penetapan harga
beli bahan baku berdasarkan harga biji kakao pada saat itu dan harga
kompetitor. Cocoa Classic 1 kilogram dijual dengan harga Rp72 000 per pcs dan
Rp1 500 000 untuk per dua puluh lima kilogram., Kemudian untuk java dark dijual
seharga Rp75000 per pcs dan Rp1 550 000 per zak. Untuk jenis gold dijual
seharga Rp86 000 per pcs dan Rp1 650 000 per zak.
4.Promosi (Promotion)Sistem pemasaran (BT Cocoa) lebih
banyak dilakukan melalui pameran pameran ataupun expo di dalam negeri dan
diluar negeri. Selain mengikuti pameran dalam mengenalkan produknya kepada
konsumen mereka melakukan penawaran-penawaran secara langsung kepada industri
makanan dan minuman dengan bahan baku coklat. (BT Cocoa) kurang dikenal oleh
masayarakat pada umumnya hal itu dikarenakan produk yang dihasilkan sebagian
besar dikhususkan untuk industri lagi yang berbahan baku coklat. (BT Cocoa) tidak
terlalu fokus untuk memproduksi produk dalam ukuran kecil untuk dijual grosir
ataupun retail. Perusahaan juga tidak menggunakan iklan baik di televisi
ataupun media cetak. Saluran Pemasaran yang dimiliki (BT Cocoa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar