Jumat, 10 Januari 2020

STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Barry Callebaut Group
Barry Callebaut adalah salah satu pengolah dan produsen cokelat terbesar di dunia, dengan produksi tahunan rata-rata 2,0 juta ton kakao & cokelat. Itu dibuat pada tahun 1996 melalui penggabungan produsen cokelat Belgia Callebaut dan perusahaan Perancis Cacao Barry.
Kehadiran Barry Callebaut di Asia diawali pada Juli 1997 ketika perusahaan membuka pabrik cokelat pertamanya di Singapura. Di Asia, Barry Callebaut kini mengoperasikan lima pabrik cokelat, yaitu di Tiongkok India, Indonesia, Jepang, dan Singapura.
Pada tahun 2011 Barry Callebaut menandai ekspansi bisnis di Indonesia sebagai dan benar-benar membenamkan investasinya ke Indonesia lewat aksi joint venture dengan PT GarudaFood membentuk PT Barry Callebaut Comextra Indonesia.
Pada tahun 2015 dibuat Perjanjian jangka panjang kemitraan antara Barry Callebaut dan Garudafood. Hingga saat ini realisasi dari perjanjian tersebut adalah membangun pabrik coklat pertama Barry Callebaut di area pabrik Garudafood Gresik dan telah memasok lebih dari 10.000 ton coklat ke Garudafood. kolaborasi ini salah satunya merupakan bagian dari strategi inovasi terbuka dan bukti dukungan terhadap Industri 4.0. Dengan cara ini, diharapkan hasil produk kolaborasi keduanya memiliki kualitas yang setara dengan kelas dunia.
PT Barry Callebaut menerapkan teknologi 4.0 dalam menghasilkan bahan baku cokelat yang sebagian besar dipasok untuk Garuda Food dengan menggunakan teknologi terbaru yang tersedia di pasaran (berdasarkan Siemens Totally Integrated Automation/TIA). Production Manager PT Barry Callebaut menyatakan bahwa dengan teknologi tersebut memungkinkan beberapa hal termasuk ke perangkat kontrol operasional khusus untuk jalur pemrosesan, supervisor dan proses spesialis memelihara parameter proses yang optimal, mendeteksi kesalahan apa pun dari alarm pop-up (respons cepat), proses teknis untuk menetapkan parameter optimal guna mencapai proses yang konsisten, serta untuk lebih dekat ke garis guna mengamati dampak dari perubahan parameter ke situasi nyata.
Akses real-time (pemantauan dan pengendalian) ke data proses produksi dari mana saja melalui perangkat yang terhubung ke internet, untuk memastikan kinerja dan konsistensi kualitas. Teknologi otomatisasi membuat perusahaannya menghasilkan produk berkualitas secara konsisten. Otomatisasi dan digitisasi juga membuat pemantauan lebih mudah karena sistem di tiap sektor aktual dan terintegrasi. sistem data riil yang berguna untuk controlling dan monitoring, sangat memudahkan memantau atau untuk melihat apakah proses berjalan konsisten atau tidak, Selain itu, perusahaan merasakan dampak efisiensi dengan penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit dalam proses produksi. Salah satu pabrik Barry Callebout yang telah menggunakan teknologi 4.0 di Gresik, Jawa Timur misalnya, hanya memiliki sekitar 50 karyawan. 

Strategi Pemasaran di 4P pada revolusi industri 4.0
kolaborasi kedua perusahaan antara Barry Callebaut Group dan Garuda Food melalui Perjanjian jangka Panjang dengan membangun pabrik coklat pertama Barry Callebaut di area pabrik Garudafood Gresik dan telah memasok lebih dari 10.000 metrik ton coklat ke Garudafood. Kolaborasi ini meliputi inovasi dan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas produk. Hal ini akan semakin memperkuat posisi Garudafood sebagai market leader di Indonesia. Salah satu produknya adalah BT. Cocoa, berikut strategi pemasaran 4P BT. Cocoa
1.Produk (Product)Jenis produk olahan (BT Cocoa)terbagi menjadi tiga jenis yaitu Coklat Cair (Cocoa Liquor),Coklat Bubuk (Cocoa Powder) dan Coklat Mentega (Cocoa Butter). Ketiganya merupakan produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Khusus untuk Cocoa Butterlebih banyak diekspor karena permintaan dalam negeri masih sedikit dengan harga yang relatif mahal serta di Indonesia belum diterapkan peraturan bahwa produk coklat harus mengandung Cocoa Butterseperti yang sudah diterapkan oleh beberapa negara bagian eropa dan australia.
2.Tempat (Place)Letak dan sumber bahan baku terbesar berada di luar Pulau Jawa namun perusahaan didirikan di pulau jawa dengan pertimbangan banyak hal. mulai dari pasokan air, pasokan listrik, kondisi jalan dan dekatnya dengan pelabuhan tanjung priok untuk melakukan ekspor impor. Lokasi yang strategis dan dekat dengan konsumen memungkinkan untuk menjalankan sistem logistik yang efisien dan dapat mengurangi biaya transportasi dan logistik secara signifikan, khususnya biaya pengiriman bahan baku dari pemasok dan pengiriman produk ke konsumen dalam negeri maupun luar negeri.
3.Harga (Price)Penetapan harga beli bahan baku berdasarkan harga biji kakao pada saat itu dan harga kompetitor. Cocoa Classic 1 kilogram dijual dengan harga Rp72 000 per pcs dan Rp1 500 000 untuk per dua puluh lima kilogram., Kemudian untuk java dark dijual seharga Rp75000 per pcs dan Rp1 550 000 per zak. Untuk jenis gold dijual seharga Rp86 000 per pcs dan Rp1 650 000 per zak.
4.Promosi (Promotion)Sistem pemasaran (BT Cocoa) lebih banyak dilakukan melalui pameran pameran ataupun expo di dalam negeri dan diluar negeri. Selain mengikuti pameran dalam mengenalkan produknya kepada konsumen mereka melakukan penawaran-penawaran secara langsung kepada industri makanan dan minuman dengan bahan baku coklat. (BT Cocoa) kurang dikenal oleh masayarakat pada umumnya hal itu dikarenakan produk yang dihasilkan sebagian besar dikhususkan untuk industri lagi yang berbahan baku coklat. (BT Cocoa) tidak terlalu fokus untuk memproduksi produk dalam ukuran kecil untuk dijual grosir ataupun retail. Perusahaan juga tidak menggunakan iklan baik di televisi ataupun media cetak. Saluran Pemasaran yang dimiliki (BT Cocoa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar