Sabtu, 05 November 2016

Tragedi Semanggi

Tragedi Semanggi
Perjuangan Orde Reformasi dimulai dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997.Dengan dipelopori mahasiswa, rakyat Indonesia mulai melawan ketidakadilan yang dilakukan Pemerintahan Orde Baru dan memperjuangkan demokratisasi di Indonesia.
            Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi memberikan harapan bahwa demokratisasi telah dimulai.Namun patut disayangkan bahwa krisis ekonomi sejak tahun 1997 belum membaik.Begitu juga permasalahan penegakan hukum, keadilan, dan kepastian hukum yang masih jauh dari yang diharapkan masyarakat.Akibatnya, terjadi beberapa kali kesalahpahaman / bentrokan antara mahasiswa dan masyarakat dengan aparat pemerintah baik TNI maupun Polri serta terjadi peristiwa-peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia.Kesalahpahaman dan bentrokan yang terjadi telah mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak mahasiswa serta masyarakat maupun TNI / Polri.
            Dan tentunya para pembaca pasti ingat salah satu tragedi pelanggaran yang berat adalah Tragedi Semanggi bukan? Tragedi Semanggi menunjuk kepada 2 kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan 11 orang lainnya di seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka-luka.

Tragedi I
Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR Orde Baru.
Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru. Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa MPR 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok pertama kali di daerah Slipi dan puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.

Esok harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di depan kampus Atma Jaya Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja.
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 15:00, kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat ketika ribuan mahasiswa sedang duduk di jalan. Saat itu juga beberapa mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan. Salah satunya adalah Teddy Wardhani Kusuma mahasiswa Institut Teknologi Indonesia yang merupakan korban meninggal pertama di hari itu. Mahasiswa terpaksa lari ke kampus Universitas Atma Jaya untuk berlindung dan merawat kawan-kawan sekaligus masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang nama lengkapnya adalah Bernardus Realino Norma Irmawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan penembakan ke dalam kampus Atma Jaya.

Semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut dengan peluru dan gas airmata. Sangat dahsyatnya peristiwa itu sehingga jumlah korban yang meninggal mencapai 17 orang. Korban lain yang meninggal dunia adalah: Sigit Prasetyo (YAI), Heru Sudibyo (Universitas Terbuka), Engkus Kusnadi (Universitas Jakarta), Muzammil Joko (Universitas Indonesia), Uga Usmana, Abdullah/Donit, Agus Setiana, Budiono, Doni Effendi, Rinanto, Sidik, Kristian Nikijulong, Sidik, Hadi. Jumlah korban yang didata oleh Tim Relawan untuk Kemanusiaan berjumlah 17 orang korban, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta, 2 orang pelajar SMA, 2 orang anggota aparat keamanan dari POLRI, seorang anggota Satpam Hero Swalayan, 4 orang anggota Pam Swakarsa dan 3 orang warga masyarakat. Sementara 456 korban mengalami luka-luka, sebagian besar akibat tembakan senjata api dan pukulan benda keras, tajam/tumpul. Mereka ini terdiri dari mahasiswa, pelajar, wartawan, aparat keamanan dan anggota masyarakat lainnya dari berbagai latar belakang dan usia, termasuk Ayu Ratna Sari, seorang anak kecil berusia 6 tahun, terkena peluru nyasar di kepala.

Tragedi II
Pada tanggal 24 September 1999, untuk yang kesekian kalinya tentara melakukan tindak kekerasan kepada aksi-aksi mahasiswa. Kala itu adanya pendesakan oleh pemerintahan transisi untuk mengeluarkan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU PKB) yang materinya menurut banyak kalangan sangat memberikan keleluasaan kepada militer untuk melakukan keadaan negara sesuai kepentingan militer. Oleh karena itulah mahasiswa bergerak dalam jumlah besar untuk bersama-sama menentang diberlakukannya UU PKB. karena ini menentang tuntutan mereka untuk menghilangkan dwifungsi ABRI/TNI. Karena hanya dengan berdemonstrasi, mereka yang mau mensahkan Undang-Undang tersebut baru berpikir, sebab tampaknya mereka sudah tak punya hati nurani lagi dan entah bagaimana membuat mereka peduli dengan bangsanya daripada peduli terhadap perut buncit mereka itu yang duduk di kursi parlemen menggunakan logo Pancasila dengan bangganya di jas mereka. Lagi dan lagi Mahasiswa dari Universitas Indonesia, Yun Hap meninggal dengan luka tembak di depan Universitas Atma Jaya.

Kasus ini, menurut Hermawan Sulistyo dari Tim Pencari Fakta Independen menyebut seperti sudah diperkirakan sebelumnya oleh aparat. Dia menurutkan begini; ''Yun Hap ditembak pukul 20:40 oleh konvoi aparat keamanan yang menggunakan sekurangnya enam truk militer yang mendekat dari arah Dukuh Atas. Konvoi menggunakan jalan jalur cepat sebelah kanan alias melawan arus. Paling depan tampak mobil pembuka jalan menyalakan lampu sirine tanpa suara. Sejak masuk area jembatan penyeberangan di depan bank Danamon, truk pertama konvoi mulai menembak. Sejumlah saksi mata melihat berondongan peluru dari atas truk pertama, menyusul tembakan dari truk-truk berikutnya.'' Berdasarkan fakta di lapangan TPFI menegaskan tidak mungkin ada kendaraan lain selain kendaraan aparat. Sebab, jalur cepat yang dilalui truk-truk itu masih ditutup untuk umum. Lagi pula truk-truk itu bergerak melawan arus, jadi tidak mungkin ada mobil lain yang mengikuti.

Kini akibat peritiwa itu, sejumlah petinggi TNI Polri sedang diburu hukum. Mereka adalah Jenderal Wiranto (Pangab), Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin (mantan Pangdam Jaya), Irjen (Pol) Hamami Nata (mantan kapolda Metro Jaya), Letjen Djaja Suparman (mantan Pangdan jaya) dan Noegroho  Djajoesman (mantan Kapolda Metro Jaya).

Dan pada akhirnya Penanganan dan penyelesaian kasus Trisakti-Semanggi tidak pernah mendapatkan kepastian hukum.Sepertinya keberadaan UU HAM, Komnas HAM, dan KPP HAM tidak berdaya mengungkap tragedi kemanusiaan tersebut.Ironisnya justru memunculkan perbedaan pendapat.Apakah tragedi berdarah ini termasuk pelanggaran HAM berat atau bukan. Sungguh pedih bagi mereka yang terus mengikuti perjuangan mahasiswa karena setiap kali mereka berjuang mereka harus mengorbankan jiwa mereka demi tegaknya demokrasi di Indonesia.

Kini Tragedi Semanggi mungkin telah menjadi sejarah. Namun jangan sampai penegakan hukum di Indonesia juga hanya menjadi cerita masa lalu.Jangan sampai suatu tindakan pelanggaran terlepas dari kaca mata hukum hanya karena tertutup oleh isu-isu yang sedang hangat beredar atau adanya kepentingan tertentu.Aparat penegak hukum harus terus melebarkan sayapnya demi mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum.Itu tugas yang jelas diamanatkan pada mereka.

Referensi :


Sabtu, 29 Oktober 2016

Ekonomi dan Budaya (Perbaikan Tugas 1)


DAMPAK NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AS BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA.
Sebagai negara yang mengandalkan impor bahan pangan antara lain beras dan gula, anjloknya nilai tukar akan berimbas pada kenaikan harga bahan pokok. Yang mengakibatkan rakyat miskin yang hanya makan nasi dengan lauk tempe saja, akan merasakan dampak merosotnya nilai mata uang. Karena berasnya impor, bahan tempe yaitu kedelai juga impor, bawangnya impor. Melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga menimbulkan dampak sepiral ke berbagai sektor terutama yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas. contoh dampak ada pada:  http://www.kompasiana.com/musniumar/10-dampak-negatif-pada-masyarakat-melemahnya-rupiah_55f21cf34df9fd7e0e532e94
Pemerintah diminta untuk antisipasi terhadap anjloknya nilai tukar rupiah.
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan setelah nilar tukar Rupiah sempat menembus angka RP.14 ribu per dollar AS pada Senin (24/08). Pengamat perbankan dan keuangan Yanuar Rizky mengatakan pemerintah harus membereskan manajemen logistik dan impor sebagai antisipasi jangka pendek, jika memang pemerintah ingin melakukan swasembada pangan dan energi alternatif harus dilakukan dengan pemberian insentif. Dia menambahkan pemerintah juga harus menetapkan target dalam waktu enam bulan dapat dilakukan panen raya dan penggunaan energi alternatif. Selain itu, harus ada konsensus antara BI, Presiden dan DPR untuk melakukan operasi pasar yang berbeda.
"Tujuan BI agar intervensi valuta asing itu agar tidak terjadi inflasi, posisi rupiah saat ini Rp14.049 jika BI ingin menurunkan ke Rp13.700 turun ga? Itu kayak menggarami air laut dan balik lagi. Kenapa tidak diberikan konsensus politik presiden, BI dan DPR agar melakukan operasi pasar terbuka yang berbeda, dengan memberikan dolar yang murah untuk impor pangan dan energi. Jadi mereka beli dengan harga murah barang-barang tersebut," jelas Yanuar. Dia menambahkan, pemerintah dan BI harus memeriksa apa yang menyebabkan rupiah melemah. Selain itu, menurut Yanuar, jika jangka pendek sudah dapat diatasi pemerintah juga harus menyiapkan alternatif jangka menengah dengan cara memberikan insentif pajak yang tepat untuk penyerapan lapangan kerja, untuk energi alternatif dan ketahanan pangan.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta agar para eksportir untuk melepas valuta asing untuk mencegah tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Nilai rupiah pada penutupan pasar Senin sore menembus angka Rp14.049 per dolar AS, terendah sejak Juli 1998. Seperti diberitakan media, Agus mengatakan pelepasan valuta asing diharapkan dapat menyeimbangkan pengeluaran dan permintaan seimbang dan mencegah rupiah tertekan lebih dalam. BI juga membatasi pembelian valuta asing menjadi 25.000 dollar AS dari 100.000 dollar AS untuk transaksi tanpa underlying atau keperluan tertentu.
Presiden Joko Widodo mengumpulkan menteri-menteri ekonomi dan para pengusaha untuk membahas langkah antisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS di Istana Bogor, Senin (24/08). "Kita antisipasi bersama. Semuanya harus mempunyai pemikiran yang sama dan kepatuhan terhadap garis yang nanti akan kita sampaikan, apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai kita sudah memberikan garis, nanti masih ada yang di luar garis," jelas Jokowi di Istana Bogor.
Agus memperkirakan anjloknya nilai tukar rupiah pada Senin sore disebabkan aksi jual di pasar saham tak hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Sebelumnya, dalam wawancara khusus dengan BBC Indonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pilihan pemerintah untuk memulihkan kondisi ekonomi sangat terbatas.
"Yang dilakukan pemerintah pilihan-pilihan tidak banyak, memperkuat ekonomi domestik kita dengan cara stimulus pemerintah lebih cepat, mengurangi impor kebutuhan pokok seperti beras gula, terigu atau hasil industri, ketiga maka kita tingkatkan industri dalam negeri untuk penuhi kebutuhan nasional sehingga mengurangi impor kita juga, meningkatkan produksi pertanian ujungnya. Itu ruang yang ada karena yang lain itu sangat terbatas," jelas Jusuf Kalla kepada wartawan BBC Indonesia Heyder Affan, Jumat (21/08).
Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia AIKI Piter Jasman mengaku pelemahan rupiah ini menguntungkan para petani dan pengusaha Kakao, dan rutin melepas valuta asing untuk kebutuhan ekspor.
Tanggapan Hendri Saparini Ph.D melalui wawancara
Persoalannya sekarang, kita sadar atau tidak, kita meyakini atau tidak kalau kita ini sebenarnya mengalami ketergantungan impor, terutama ketergantungan impor pangan. Berkali-kali saya mendengar dari pihak pemerintah selalu menyatakan dan bersikap. ”Kita tidak perlu mempunyai Kedaulatan Pangan, yang penting bahan pangan itu tersedia, walaupun impor, entah dari mana. Sementara idealnya, atau maunya masyarakat, bahan pangan itu tercukupi dari dalam negeri, sebagaimana negara lain juga punya sikap seperti itu. Misalnya Thailand, Jepang, Amerika dan lainnya. Jadi kalau sikap pemerintah masih seperti ini, maka berarti pemerintah belum menyadari adanya masalah fundamental ekonomi kita. Kalau mau diadakan perubahan sikap melalui legislatif, maka kita ketahui bersama komposisi anggota legislatif kita itu 70% pro-pemerintah. Apalagi setiap ada perbedaan sikap anggota dewan diambil keputusan melalui voting. Saya mengharapkan adanya kesadaran bersama untuk memperbaiki struktur fundamental perekonomian kita baik eksekutif maupun pihaklegislatif.
Krisis pelemahan mata uang ini mungkin tidak akan sampai pada krisis besar seperti 1998 yang berujung pada krisis politik.  Krisis ini memang menguras cadangan devisa kita sampai 20 milyar dollar. Tapi toh Bu Sri Mulyani mengulurkan bantuan pinjamannya melalui Bank Dunia 25 milyar dollar. Juga dari Cina ada bantuan. Belum lagi dari Chiang Mai, konsorsium pendanaan negara-negara Asia. Jadi walaupun tersedot 20 milyar dollar untuk mengatasi merosotnya nilai rupiah, tapi toh sudah ada penggantinya. Jadi cadangan devisa kita sudah tidak kuat lagi. Namun begitu, sekali lagi kita masih sangat tergantung dengan bantuan utang luar negeri. Ibarat kata, rasa sakitnya berkurang, tapi masalahnya sebenarnya belum terselesaikan. Begitu kita sudah minum aspirin yang menghilangkan rasa sakit, kita lupa bahwa kita sangat tergantung impor beras, impor kedelai, impor gula dan lainnya. Walhasil hutang Indonesia sudah mencapai Rp2.100 trilyun.
Referensi:





Sabtu, 15 Oktober 2016

Pengaruh Globalisasi Terhadap Gaya Hidup

Globalisasi menururt Achmad menjadi faktor yang sangat Suparman :
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.

Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempengaruhi kehidupan. IPTEK menjadi faktor penentu keberadaan dan kemajuan masyarakat. Teknologi informasi muncul sebagai akibat dari merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Globalisasi juga ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
            Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari remaja sekarang.
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Globalisasi telah membawa pengaruh yang luas terutama perubahan perilaku masyarakat dalam berbagai hal, diantaranya:
a. Gaya Hidup
Arus globalisasi juga berdampak pada gaya hidup, salah satunya gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat, atau gaya masyarakat sehari-hari cenderung bergaya hidup mewah. Dengan melihat tayangan-tayangan sinetron.
b. Transportasi
Sejak dahulu kala transportasi telah digunakan dalam kehidupan masyarakat. Hanya saja alat angkut yang dimaksud bukan seperti sekarang ini. Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang digunakan adalah tenaga manusia, hewan, dan sumber tenaga dari alam.
Antara tahun 1800-1860 transportasi telah mulai berkembang dengan dimanfaatkannya sumber tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api, yang banyak digunakan dalam dunia perdagangan.
Pada tahun 1860-1920 telah ditemukan kendaraan bermotor, pesawat terbang, dalam masa kini angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting pula. Dalam tahun 1920 transportasi telah mencapai tingkat perkembangan pada puncaknya (mature), dengan sistem transportasi multi modal (multi modal system). Dalam abad ke-20 ini pertumbuhan transportasi berkembang pesat sejalan dengan kemajuan teknologi mutakhir.
Bagi masyarakat sekarang, menempuh jarak yang jauh tidaklah menjadi kendala. Berbagai sarana angkutan sudah tersedia dari yang sederhana sampai yang canggih. Di era globalisasi ini, pergerakan orang dan barang makin cepat dan mudah namun karena tingginya kemajuan di bidang transportasi mengakibatkan padatnya arus lalu lintas, dan dengan banyak perjalanan yang dilakukan oleh berbagai alat transportasi, mengakibatkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh udara kotor dari knalpot.
c. Komunikasi
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya. Terbukti dari telepon genggam yang dahulunya digunakan untuk menelpon dan sekedar mengirim pesan singkat. Tetapi sekarang telepon genggam memiliki fungsi yang begitu banyak. Yaitu, mendengarkan musik atau radio, berbagi foto dan video, untuk chatting, internet dan juga menonton televisi. Bahkan ada juga telepon genggam yang mampu mengedit foto dan juga memiliki forum obrolan tersendiri.
Di era global ini, komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Komunikasi tidak mengenal waktu dan tempat. Kita bisa berkomunikasi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja. Komunikasi ini cenderung mengurangi pertemuan orang per orang, kelompok keluarga dengan kelompok keluarga lain. Mereka mengandalkan pertemuan dengan melalui telepon atau HP. Pesawat telepon seluler/HP ini dapat dibawa ke mana saja. Karena kecilnya, sehingga orang dapat berkomunikasi kapan saja meskipun sedang bepergian.
d. Pakaian
Arus globalisasi juga berdampak pada jenis dan model pakaian. Semua itu dapat kita rasakan, betapa sudah banyak perubahan tren model pakaian yang mengikuti tren model pakaian saat ini. Dengan arus globalisasi, pakaian dengan mode yang sama dipakai oleh orang di berbagai belahan dunia. Contohnya adalah celana jeans. Celana jeans sudah mengglobal. Dalam kehidupan sehari-hari, di mana saja baik itu laki-laki atau pun perempuan sudah terbiasa memakai celana jeans. Padahal dulunya, jenis celana ini hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu. Begitu juga dengan baju kaos, yang lazim disebut T-Shirt. Jenis pakaian ini sudah menjadi pakaian yang biasa dan dapat ditemukan di mana saja.
e. Makanan
Perkembangan Globalisasi juga berpengaruh pada aspek makanan. Yang dulunya makanan dibuat dengan cara sederhana, seperti membuat tempe, tahu, tapai. Kini makanan dapat dibuat dengan cepat. Hal ini membuat makanan yang selama ini kita konsumsi semakin langka dan membuat makanan yang baru kembali beranjak semakin luas yaitu makanan siap saji atau di sebut juga fast food.
Banyak masyarakat Indonesia yang mengkomsumsi makanan fast food yang sebenarnya berasal darri negara lain, seperti friedchicken (KFC)  pizza, spaghetti, dan hamburger dari pada makanan tradisional yang sudah jarang terlihat contohnya, kue cucur, kue putu, lontong sayur, ketupan sayur dan masih banyak lagi. Mereka lebih bangga atau menyukai makanan tersebut daripada makanan khas Indonesia seperti nasi gudeg, nasi gandul, nasi pecel dan lain-lain.
f. Nilai-nilai
Sebelum terjadi berbagai kemajuan pesat akibat pengaruh globalisasi, masyarakat kita sangat menghargai dan menerapkan nilainilai dan norma-norma yang berlaku sebagai masyarakat Timur. Nilai dan norma yang ditanamkan oleh nenek moyang kita adalah nilai-nilai dan norma-norma yang luhur, seperti sopan santun, tata krama, kerukunan dan sebagainya. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat berlangsung secara teratur, alamiah, dan damai. Setelah terjadi arus globalisasi, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku mulai bergeser. Akibat pengaruh teknologi dan budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan kemasyarakatan seperti nilai kerukunan, gotong royong sekarang ini sudah mulai luntur. Apalagi di kota-kota besar nilai-nilai semacam ini sudah jarang ditemui. Mereka hidup dengan sendiri-sendiri. Hal ini mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi
2. Perubahan Ekonomi
 Globalisasi ekonomi menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan ketergantungan dengan negara lain. sehingga dengan globalisai ekonomi tersebut terciptalah perdagangan internasional yang mengadakan pertukaran barang dan jasa antar negara
a. Terciptanya Ekspor dan Impor
Adanya ekspor dan impor antara satu negara dengan negara lain merupakan implikasi dari proses globalisasi yang terjadi pada saat ini. Keadaan ini tentu menguntungkan bagi setiap negara, ekspor untuk meningkatkan devisa negara mereka dan impor untuk memenuhi kebutuhan yang tidak ada didalam negeri.
b. Terciptanya Pasar Bebas
Salah satu contoh globalisasi yang saat ini banyak terjadi adalah terciptanya pasar bebas misalnya saja adalah Masyarakat Ekonomi Eropa. Dan negara-negara dikawasan Asia Tenggara pun akan menghadapi suatu keadaan yang sama dengan di Eropa yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA.
c. Masuknya Perusahaan-perusahaan Asing ke Indonesia
Globalisasi mau tidak mau membuat negara menjadi lebih terbuka, salah satunya dampaknya adalah memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan asing ke Indonesia dan tentunya beroprasi disini. Banyak sekali perusahaan-perusahaan luar negeri yang beroperasi di Indonesia misalnya saja Freeport, Exxon Mobile, McDonald, KFC, Google, dan banyak lagi perusahaan-perusahaan asing lainnya.
d. Menjamurnya Bisnis E-commerce
Contoh globalisasi lainnya yang menjadi buah bibir masyarakat saat ini adalah menjamurnya bisnis-bisnis yang berbasis e-commerce. Saat ini industri e-commerce tumbuh pesat karena salah satunya didukung oleh perkembangan teknologi serta industri telekomunikasi dan informasi. Perusahaan e-commerce yang terkenal antara lain Amazon, Ebay, Tokopedia, Bukalapak, dan banyak lagi.
e. Masuknya Produk-produk Luar Negeri
Globalisasi tidak hanya memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan luar negeri untuk beroperasi di Indonesia saja melainkan juga memudahkan masuknya produk-produk luar negeri atau yang lebih dikenal dengan impor. Produk-produk tersebut masuk karena banyak hal, misalnya saja ada yang membeli barang melalui toko online luar negeri misalnya saja Amazon, Ebay atau yang lainnya.

Sebagai masyarakat Indonesia dalam Era Globalisasi ini kita tidak dapat menghindar dari arus derasnya perubahan sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi, tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan. Negara maju menjadi kiblat era globalisasi Negara Indonesia. Suka atau tidak suka, mau atau tidak bangsa Indonesia harus mengikutinya, jika tidak akan ketinggalan terhadap globalisasi.
Sebagai bagian dari bangsa yang besar ini kita harus bisa memanfaatkan dampak positifnya seoptimal mungkin dan meminimalisir atau buanglah jauh-jauh dampak negatifnya. Hal tersebut semata-mata demi kepentingan bangsa ini agar semakin baik kedepannya. 
Dan inilah dampak positif dan negatif globalisasi kepada bangsa Indonesia
Dampak positif globalisasi
1.      Keterbukaan Informasi
2.      Komunikasi semakin mudah dan cepat
3.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Perekonomian Indonesia semakin menggeliat
5.      Meningkatnya taraf hidup masyarakat.
6.      Persaingan yang sehat
Dampak Negatif Globalisasi
1.      Informasi tak terkendali
2.      Kebarat – baratan
3.      Sikap individualisme
4.      Kesenjangan sosial semakin besar

5.      Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri

Referensi