Selasa, 15 Oktober 2019

Perusahaan Kembali Bangkit Setelah Mengalami Kegagalan


1.1  Gambaran Umum
1.1.1        Profil Perusahaan PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (GOJEK)
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan gojek (sebelumnya ditulis GO-JEK) merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim warga negara Indonesia lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School. Ide mendirikan Gojek muncul dari pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.
Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang lumayan bila banyak penumpang. Selain itu, ia melihat ketersediaan jenis transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Gojek resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada saat itu, Gojek masih mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada 7 Januari 2015, Gojek akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.
Saat ini, Gojek telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. dan telah tersedia di App Store. Gojek juga mempunyai layanan pembayaran digital yang bernama Gopay. Layanan Gojek kini telah tersedia di ThailandVietnam dan Singapura.


1.1.2        Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
“Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, mmberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan Indonesia kedepannya”
Misi :
1.     Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai jasa transportasi tercepat dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
2.     Menjadikan PT Go-Jek Indonesia sebagai acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.
3.     Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.
4.     Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan
1.1.3        Strategi Perusahaan
Go-Jek Indonesia adalah suatu jasa transportasi yang ada di Jakarta yang beroperasi sejak tahun 2011. Go-Jek merupakan pionir penyedia jasa layanan ojek profesional. Berusaha menawarkan faktor kecepatan, keamanan, dan kenyamanan bagi para pelanggannya, Go-Jek tumbuh sebagai startup yang menjanjikan di ibukota. Untuk mengurangi permasalahan penyediaan uang tunai, Go-Jek menawarkan solusi e-wallet Go-Jek Credit. Bisa dibilang Go-Jek laksana Uber versi ojek yang cocok dimanfaatkan untuk mengantarkan barang, sarana transportasi, dan bahkan membantu kegiatan berbelanja di belantara Jakarta.
Dalam hal menarik konsumen, Go-Jek melakukan berbagai macam strategi marketing. Salah satunya dalam menentukan tarif. Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran. Keputusan penetapan harga sangat penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen dan proses pembangunan citra. Penentuan harga juga memberikan presepsi tertentu dalam hal kualitas. Dalam hal ini Go-Jek menetapkan tarif yang cukup murah bagi pengguna jasanya sehingga konsumen yang tadinya menggunakan ojek biasa kemudian beralih ke Go-Jek.         
Selain dari strategi penetapan harga, pihak Go-Jek juga memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Salah satunya strategi dalam promosi jasa. Seperti penetapan media periklanan menggunakan media internet, sosial, brosur, radio, direct selling, event, media partner,  dan juga melalui tradisional marketing seperti publikasi dari mulut ke mulut. Go-Jek sendiripun sudah sangat familiar dikalangan artis sehingga dalam hal ini pihak Go-jek juga memanfaatkan artis sebagai brand ambassador untuk menarik konsumen. Dari beberapa feedback yang diterima, Go-Jek memberikan banyak manfaat bagi konsumen terlihat dari berbagai macam fitur pelayanan yang ditawarkan pihak Go-Jek seperti GO-SEND, GO-RIDE, GO-FOOD, GO-MART, GO-BUSWAY, GO-BOX, GO-CLEAN, GO-GLAM, GO-MESSAGE, dapat dikatakan hal ini sangat memanjakan konsumen.
1.2  Latar Belakang Masalah

Layanan Gojek yang awalnya offline beralih masuk di kencah online, hal ini yang membuat gojek  berhasil merevolusi industry traspotasi ojek. Hingga kini aplikasi gojek sudah di unduh lebih dari 13 juta orang di berbagai daerah. Semakin hari layanan gojek pun berkembang mengikuti permintaan pelanggan yang semakin meningkat.
Namun dengan berkembangannya layanan gojek bukan berarti gojek tidak memiliki kekurangan dalam proses pelayanan, salah satunya adalah crush jaringan lemot karna jumlah driver meningkat atau system down karna jumlah pemesanan meningkat melebihi kapasitas. Tidak hanya itu gojek pun pernah mengalami kegaggalan keamanan yang berpotensi membuat gojek bangkrut.
Dikutip dari laman www.gojek.com bahwa Yohanes Nugroho, seorang programmer menemukan celah yang mengancam keamanan data pengguna dan pengemudi layanan transportasi online, Gojek. Celah yang mungkin saja disusupi pengguna internet tanpa izin dikhawatirkan Yohanes bisa membuat perusahaan rintisan yang sedang naik daun itu harus menelan kerugian hingga berujung gulung tikar.
Penemuan celah yang ada di dalam sistem Gojek diakui Yohanes berawal dari keisengannya. Setidaknya ada 6 poin penting yang ditemukan Yohanes yang mungkin dieksploitasi pihak tak bertanggung jawab dari celah dalam sistem Gojek, di antaranya :
1.      Siapapun bisa mencari customer ID berdasarkan telepon atau nama atau email
2.       Siapapun bisa mengubah pulsa driver gojek manapun
3.       Siapapun bisa melihat data pribadi driver gojek, termasuk foto, alamat, dan bahkan nama ibu kandung
4.      Siapapun bisa mendapatkan nama user, email, no HP user lain
5.       Siapapun bisa mengganti no HP dan nama user lain, tanpa erlu tahu passwordnya
6.      Siapapun bisa melihat order history orang lain
Hal tersebut dapat dengan mudah diakses pihak tak bertanggung jawab sehingga adanya penipuan yang terjadi dan mengatasnamakan gojek sebagai pemberi kredit yang pada akhirnya menge-nol-kan saldo cust gojek. Dan karna hal tersebut harus membuat pihak gojek menelan kerugian hingga berujung gulug tikar.
Tidak hanya system gojekpun pernah kekurangan dana karna terus menerus memberikan subsidi kepada pengguna layanan gojek. Hak tersebut telah diakui oleh CEO gojek dan pada saat bersamaan pun terjadi kisruh antara ojek konvensiaonal dan ojek online yang membuat gojek diambang gulung tikar.

1.2.1        Pendanaan Perusahaan
2        Gojek pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak dipublikasikan. Pada Oktober 2015, Gojek kembali mendapatkan kucuran dana. Kali ini dari Sequoia Capital dan DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya.
3        Pada Agustus 2016, Gojek secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$550 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Markets dan investor-investor sebelumnya. Dengan adanya pendanaan tersebut, Gojek resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu startup dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi Gojek telah mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).[12]
4        Pada Januari 2018, Google melalui situs blog resminya mengumumkan bahwa mereka telah memberikan pendanaan untuk Gojek. Ini merupakan investasi pertama Google kepada startup di Asia. Kucuran dana tersebut merupakan bagian dari seri pendanaan yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek, dan Meituan-Dianping yang mencapai angka US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun). Dalam pengumumannya, Google tidak merinci besaran jumlah investasinya kepada Gojek namun sebuah sumber dari Reuters menyebutkan totalnya sekitar 100 juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).
5        Tidak lama setelah Google, pada 12 Februari 2018 Astra Internasional yang merupakan salah satu perusahaan otomotif nasional mengumumkan investasinya kepada Gojek senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp2 triliun. Suntikan dana tersebut merupakan investasi terbesar sepanjang sejarah Astra di sektor digital dan yang terbesar di Gojek bila dibandingkan dengan investor-investor lainnya sampai pada saat itu. Pada hari yang sama, Djarum Grup melalui PT Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan anak usaha perusahaan modal ventura Global Digital Prima (GDP) milik Djarum, juga mengumumkan investasinya kepada Gojek. Dalam pengumuman tersebut. GDN tidak bersedia mengungkapkan berapa dana yang mereka investasikan ke Gojek.

1.1.3 Akuisisi dan Investasi
Dalam upaya melakukan pengembangan aplikasinya, Gojek mengakuisisi beberapa perusahaan di India dan membuka kantor di Bengaluru, sebuah daerah yang terkenal sebagai "Silicon Valley nya India". Hubungan Gojek dengan India bermula pada April 2015, saat Gojek menyewa C42 Engineering, sebuah perusahaan rekayasa perangkat lunak selama dua bulan di Jakarta untuk membereskan kekutu (bug) dalam aplikasi mereka. Hubungan ini tercipta berkat Sequoia Capital yang merupakan salah satu investor Gojek.
Februari 2016, Gojek akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta CodeIgnition, perusahaan pengembangan aplikasi di New Delhi yang sebelumnya juga pernah bekerja untuk Gojek.[21] Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan membantu meningkatkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah pengguna yang semakin banyak. Pada saat itu, pertumbuhan Gojek melaju dengan cepat. Jumlah pengunduh aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu sopir Gojek. Pada tahun yang sama, tepatnya pada September 2016 Gojek mengakusisi Pianta, sebuah startup lokal di India yang menyediakan layanan kesehatan seperti terapi fisik, perawat, hingga pengumpulan sampel untuk pemeriksaan di laboratorium. Menutup tahun 2016, Gojek mengakuisisi startup keempatnya di India yaitu LeftShift, perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi AndroidiOS, dan situs internet.
Gojek tidak ingin berhenti hanya sebagai perusahaan transportasi berbasis daring, namun bertransformasi sebagai sebuah perusahaan financial technology (fintech) melalui Gopay.[25] Pada akhir tahun 2016 Gojek mengakuisisi Ponselpay, sebuah perusahaan keuangan milik MVComerce yang telah memiliki lisensi uang elektronik (e-money) dari Bank Indonesia.[26] Gojek membutuhkan lisensi tersebut guna mengembangkan Gojek yang telah mereka kembangkan untuk menjadi e-money layaknya Flazz milik BCA, Brizzi milik BRIT-Cash milik Telkomsel dan lain-lain.
Pada 15 Desember 2017, Gojek mengumumkan akuisisinya terhadap tiga perusahaan financial technology yaitu KartukuMidtrans, dan Mapan untuk mendukung ekspansi GO-PAY di luar ekosistem Gojek. Kartuku merupakan sebuah perusahaan penyedia Prosesor Pihak Ketiga atau Third Party Processor (TPP) dan Penyedia Layanan Pembayaran (PSP). Kartuku yang telah mengoperasikan lebih dari 150 ribu alat pembayaran di gerai luring (offline) dan telah bekerjasama dengan sembilan bank acquirer ini, akan difokuskan untuk pengembangan penggunaan Gopay secara luring.
Midtrans adalah salah satu perusahaan penyedia jasa pemprosesan pembayaran secara daring yang telah menjalin kemitraan dengan bank-bank di Indonesia, maskapai penerbangan, retail e-commerce dan perusahaan-perusahaan fintech. Sementara Mapan adalah jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang memungkinkan penggunanya mencicil barang yang mereka ingin beli dalam katalog barang Arisan Mapan. Mapan yang telah tersedia di 100 kota tersebut difokuskan oleh Gojek untuk mengakselerasi inklusi keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked).
Pada 8 Agustus 2017, Gojek mengakuisisi LOKET, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event management & ticketing. LOKET menghadirkan layanan pemesanan tiket secara daring, sampai menyediakan gelang RFID untuk pengunjung acara. Langkah ini diambil Gojek untuk mendorong perkembangan fitur penjualan tiket bioskop dan acara yang telah mereka miliki melalui GO-TIX.
Pada tahun 2018, setelah sukses berekspansi ke Vietnam Gojek memperluas jaringan bisnisnya ke sektor periklanan. Kali ini, Gojek mengakuisisi Promogo, sebuah layanan pemasangan iklan di kendaraan pada September 2018. Di tahun 2018 pula tepatnya pada Agustus, Gojek mengkonfirmasi kehadiran GO-Ventures yang merupakan unit permodalan dari Gojek. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh pesaing terdekatnya, Grab, yang telah memiliki Grab Ventures. Pasca mengumumkan kehadiran GO-Ventures, Gojek memberi suntikan dana kepada Kumparan, sebuah startup media daring yang berdiri sejak tahun 2016 dengan nilai investasi yang tidak disebutkan.
Januari 2019, Gojek mengakuisisi mayoritas saham Coins.ph, startup fintech asal Filipina senilai US$72 juta atau setara dengan Rp1 triliun. Coins.ph merupakan fintech berbasis blockchain yang memiliki layanan dompet digital. Mereka telah memiliki lebih dari 100 ribu merchant yang menerima pembayaran via Coins.ph